Jumat, 17 Juni 2016

Jika Istrimu Seorang Bidan

Jika kamu berpikir bahwa memiliki seorang bidan berarti ia memiliki banyak waktu di rumah untuk menemanimu dan keluarga, percayalah, bahwa asumsimu tak sepenuhnya benar. Aku ceritakan sedikit.
 
Bidan. Perempuan yang separuh hidupnya berhubungan dengan perempuan, keluarga, dan anak-anak. Lahan kerja kami “sedikit”. Menolong persalinan, memeriksa ibu hamil, mendeteksi penyakit reproduksi, memberi konseling remaja dan keluarga berencana. Dari pekerjaanku inilah, aku bersyukur karena aku bisa lebih dekat dengan perempuan-perempuan di sekitarku, entah sebagai seorang ibu, seorang remaja, anak-anak, bahkan wanita tuna susila. Aku belajar banyak dari mereka.

Perempuan. Kami makhluk yang spesial, bisa multitasking. Dalam profesi bidan, aku bisa bekerja di beberapa tempat: di Rumah Sakit, puskesmas, atau membuka praktek di rumah sendiri. Di Rumah Sakit dan puskesmas, tekanan pekerjaanku cukup tinggi. Pasien yang banyak, rekan sejawat yang tidak bisa bekerja sama dengan baik, laporan harian dan bulanan yang harus diselesaikan, sampai kematian ibu atau bayi.

Ketika kau menyambutku pulang ke rumah dengan lesu, cukup berikan aku sebuah pelukan, lalu dengarkan cerita-cerita yang ingin aku sampaikan. Mungkin saja saat itu aku sedang dimarahi atasan, dimarahi pasien, atau mungkin baru saja melihat seorang ibu yang kehilangan anaknya, atau melihat seorang ibu yang meninggal setelah persalinan, lebih buruk lagi; melihat seorang ibu yang menangis karena kehilangan bayi dalam kandungannya, sedang ia telah menunggu bayi itu hadir setelah delapan tahun.

Jika aku membuka praktek bidan di rumah, aku bisa berinteraksi dengan pasien-pasienku lebih leluasa. Menolong persalinan di rumah, melakukan konseling pribadi. Sebagian waktuku akan habis aku gunakan untuk menangani klienku. Belum lagi jika ada pasien yang datang di malam hari. Ketika kau baru pulang kerja larut malam, belum tentu aku bisa menyambutmu dengan membuatkan air panas untukmu mandi atau secangkir kopi. Disaat yang sama, di ujung pintu rumah kita, bisa jadi ada seorang ibu yang kesakitan karena hendak melahirkan, atau seorang ibu dengan wajah iba mengetuk pintu rumah kita, karena anaknya menderita demam.

Jika kau mendengar suara pintu diketuk ditengah malam, dan kau melihatku tertidur, bangunkan aku dengan lembut dari tidurku. Itu akan sangat membantuku.

Jika pasien yang aku tangani memerlukan pertolongan lanjutan, tolong bantu aku mengantar pasienku ke rumah sakit. Kau mungkin tak paham mengapa pasien ini harus dibawa ke rumah sakit. Jika kau terbiasa, maka kau akan paham. Belum lagi jika agenda mingguan kita untuk pergi bersama batal karena ada yang hendak bersalin. Tolong, jangan kecewa. Bantu aku memberikan pengertian pada anak kita kelak.

Aku memang sibuk dengan pasien-pasienku di rumah, namun tak perlu khawatir. Tak perlu kau takut kelaparan hanya karena aku sibuk dengan pasienku. Aku sudah memasak untuk kau, dan pasienku yang hendak bermalam untuk melahirkan. Disela-sela pasien yang datang, aku juga menemani anak kita belajar dan mengerjakan PR.

Jika kau menikahi seorang bidan, jangan pernah berasumsi kau menikahi seorang yang kaya raya. Penghasilan kami tak seberapa. Jika lebih dari cukup, percayalah, itu hadiah dari Tuhan.

Jangan tuntut aku untuk melepas pengabdian dengan alasan menomerduakan keluarga. Bagiku, keluarga selalu nomer satu, walau aku tak selalu bisa menemani, bahkan hanya mendoakan dalam hati. tapi pengabdian takkan pernah benar-benar berhenti.

Sebagai Perempuan, aku memang terlahir dengan naluri mandiri dan multitasking. Namun, keberadaanmu disisi akan lebih menenangkan.

Kamis, 16 Juni 2016

Filosofi Coklat

Jika ada orang yang memilih untuk menjadikan padi sebagai filosofi hidup, maka saya akan menjadikan coklat sebagai salah satu filosofi hidup saya. Tadinya saya belum berpikir untuk menjadikan coklat sebagai salah satu filosofi hidup saya, namun kegemaran saya menyantap coklat ternyata memacu stimulus di otak saya untuk berpikir lebih jauh tentang sebuah coklat. Bingung dengan filosofi coklat yang saya maksud? Baiklah, saya akan menjelaskan filosofi coklat –yang saya kutip dari An Ordinary Mind blogspot- untuk kamu semua.

Disukai banyak orang. Yup! Pasti kamu semua sepakat dengan saya kan? Hingga saat ini saya belum menemukan orang yang tidak suka coklat. Tua-muda, kaya-miskin, cakep-jelek, pintar-bodoh, bahkan waras-gila; semua suka coklat. Coklat mampu merobohkan batasan yang terkadang menjadi tembok pembatas antar individu. Pun ketika ada orang yang tidak mengkonsumsi coklat, biasanya lebih karena alasan medis atau diet. Bukan karena mereka tidak suka coklat! Coz, everybody loves chocolate!

Saya ingin seperti coklat. Disukai dan dicintai banyak orang, dari semua umur dan strata. Saya ingin menjadi coklat, yang mampu merobohkan tembok pembatas individu, yang mampu menyatukan perbedaan banyak orang dalam satu persamaan rasa. Seseorang yang dapat menyenangkan, bahkan mungkin menjadi hal yang terindah bagi orang lain. ;)

Coklat tetaplah coklat. Kalau ada kata-kata: Hitam tetaplah hitam, dan putih tetaplah putih. Maka saya akan berkata: Coklat tetaplah coklat! Maksudnya begini, dalam konteks coklat sebagai makanan –bukan sebagai salah satu jenis warna-, coklat akan tetap bernama coklat. Walaupun warnanya putih (white chocolate), hitam (dark chocolate), atau coklat yang telah dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk dan warna. Sebagai makanan, predikat coklat tidak akan lepas dari si coklat.

Dan, saya pun tetaplah saya. Saya sebagai makhluk Sang Sempurna, saya sebagai anak, saya sebagai kakak, saya sebagai kawan, saya sebagai –mungkin- lawan, saya sebagai mahasiswi dan nantinya saya sebagai istri, atau saya sebagai ibu. Tidak ada yang dapat mencampuradukkan atau mengaburkan seorang saya. Mungkin selintas terkesan sombong. Tapi coba pikir, apakah kamu semua harus selalu ‘melompat’ menjadi orang lain ketika berada di tiap situasi berbeda? Tentu tidak bukan?! Yang saya maksud disini adalah sifat, sikap dan prinsip. Buat saya, semuanya tidak perlu berubah, selama tidak merugikan orang lain, bertentangan dengan kaedah hukum yang saya pahami dan norma lingkungan tempat saya berada. U are u!

Don’t judge the book by its cover. Apa hubungan kalimat tersebut dengan coklat? Untuk menjawabnya, saya akan mulai dengan bertanya: Sudah pernah melihat buah dan pohon coklat? Kalau belum, maka saya pernah! Di kampung halaman saya, terdapat perkebunan coklat. Dulu, ketika saya masih di Sekolah Dasar, saya pikir coklat terbuat dari sejenis adonan kue yang kemudian di beri pewarna coklat. Tidak pernah terpikir oleh saya bahwa coklat lezat yang biasa saya konsumsi, ternyata menjelma hanya dari sebuah pohon yang buahnya mirip buah labu kuning mini.

Begitu pula yang selalu saya tumbuhkan di kalbu ini. Jangan pernah menilai seseorang dari tampilan luarnya! Untuk menilai seseorang, dengar substansi dari tiap perkataannya! Lihat yang terkandung dalam pemikirannya! Bukan dari performanya! Banyak hal yang menipu di dunia ini, saya hanya tidak ingin ikut tertipu dan ditipu oleh dunia, maka saya memilih untuk menjadikan mata hati sebagai penglihatan saya. Di dunia ini, terkadang hal yang abstrak lebih sering benar dari hal yang konkrit.

Dari 3 filosofi coklat diatas yang saya jadikan filosofi hidup tersebut, masih ada beberapa hal lain dibalik coklat yang berhubungan dengan cinta.

Cinta yang elegan. Buat saya coklat adalah makanan yang elegan dan penuh cinta, terlepas dari berapa harga sebuah coklat. Dulu, waktu kecil ayah saya selalu membelikan coklat. Dan coklat itu khusus untuk saya. Ayah tidak pernah bosan untuk membeli coklat, terkadang kuantitasnya terlalu berlebihan, hingga saya pernah terkena penyakit karena kelebihan mengkonsumsi coklat, namun ayah tidak pernah bosan untuk kembali membawakan coklat. Coklat tidak pernah dinilai dari murah atau mahalnya, tapi lebih dibalik itu, yaitu cinta yang elegan.

Unspoken love. Cinta yang tak terucap. Bagi beberapa orang yang sulit sekali mengucapkan cinta –bukan saya!–, coklat perantara ampuh untuk mengungkapkannya. Seseorang tidak perlu mengatakan cinta, karena dengan hanya memberi coklat, orang yang menerima coklat akan menafsirkannya sebagai ungkapan cinta.
Coklat adalah seni. Seorang guru di sebuah bimbel pernah berkata, ada tehnik tertentu untuk menikmati kelezatan coklat. Caranya, jangan memakan coklat dengan dikunyah, tapi taruh gigitan coklat diatas dinding mulut, kemudian gunakan lidah untuk mengecapnya. Dengan cara itu pula dapat diketahui harga sebuah coklat, coklat yang mahal dan berkualitas akan tidak mudah lumer ketika ditaruh diatas dinding mulut, tapi tidak dengan coklat yang murah dan rendah kualitasnya. Hmmm, ternyata untuk menikmati sebuah coklat, perlu ada tehnik tertentu, ada seni tersendiri.
Lihat bagaimana kompleksitas dan makna sebuah coklat. Ternyata coklat tidak hanya sekedar makanan yang melezatkan ya? Tentunya masih banyak hal lain tentang sebuah coklat, mau berbagi dengan saya????

-Nie, just love chocolate, not addicted!-

“Just an ordinary mind from an ordinary person with an ordinary life”

Midwife

"Betapa besar arti sebuah senyuman dan keramahan"

Dari sebuah senyuman dan keramahan, seorang dokter ,perawat dan bidan bisa membantu mempercepat penyembuhan pasien, karena kondisi psikologis yang senang dan nyaman bisa mempercepat penyembuhan.


Dari sebuah senyuman dan keramahan, seorang guru bisa membangkitkan semangat murid untuk belajar, karena dalam suasana hati yang senang biasanya otak seseorang bisa bekerja sehingga murid bisa belajar dengan relax tanpa adanya tekanan.


Intinya, sebuah senyuman memberikan sejuta manfaat bagi orang yang menerimanya.


Inilah makna dari hadist nabi "Jangan meremehkan perbuatan kebaikan sesuatupun, walau sekadar menyambut kawan dengan muka yang manis"

Rabu, 15 Juni 2016

Pengalaman Pertama Praktek Klinik di Rumah Sakit



Hari ini saya akan menuliskan pengalaman saya selama menjalani praktek klinik di RSUD, saya tidak akan menyebutkan nama rumah sakit tersebut.
Saya pertama kali menjalani praktek klinik disemester dua, waktu itu kelas saya (1B). Hari pertama diberi bekal dulu oleh dosen dan pembimbing lapangan, setelah itu langsung menuju ruangan untuk orientasi. Kami dibawa kesetiap ruangan tempat kami praktek. Terus terang waktu itu saya sama sekali tidak tahu apa-apa tentang ruangan-ruangan itu sebelumnya, karena sebelum kuliah di kebidanan saya tidak pernah ingin tahu tentang Rumah Sakit.
Saya cukup khawatir dan terus terang saya grogi, tetapi kekhawatiran dan rasa grogi saya dengan sekejap hilang setelah saya melihat kondisi ruangan-ruangan itu yang sebenarnya.
Meskipun sebenarnya saya kuliah kebidanan, tapi praktek klinik kali ini merupakan praktek klinik KDM (kebutuhan dasar manusia)  sehingga belum di tempatkan di ruang kebidanan tetapi di ruang perawatan umum dan tindakan yang di lakukan sama halnya dengan perawat.

Kebetulan saya di tempatkan di ruang perawatan saraf dan THT, di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa ruang perawatan mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 hingga ruang isolasi (untuk penyakit kulit dan penyakit-penyakit yang menular), ada ruang dokter, ruang perawat dan juga tempat untuk menyiapkan obat.

Hari pertama saya cukup kebingungan harus bagaimana dan melakukan tindakan apa karena ini adalah pengalaman pertama dan sebelumnya tidak pernah kontak langsung dengan pasien. Tapi alhamdulillah, kakak perawat di ruang ini sangat baik dan selalu memberikan bimbingan. Setiap di ajak untuk melakukan tindakan saya selalu antusias, alat perlengkapan diri pun tidak pernah lupa selalu saya pakai. Kesalahan yang di lakukan pun pernah terjadi, sampai di tertawakan oleh perawat senior, mungkin memang hanya sebatas candaan tapi itu saya jadikan cambuk untuk terus belajar dan belajar sehingga tidak lagi di remehkan oleh orang lain.
Ini adalah pengalaman berharga, banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Disini saya belajar banyak hal, mata harus terbiasa untuk melihat hal-hal yang menyeramkan, menjijikan, seperti luka, darah, dan bahkan feses. Hidung harus terbiasa mencium segala jenis bau, telinga harus terbiasa mendengar rintihan orang kesakitan dan tangan pun harus terampil juga harus terbiasa menyentuh apapun yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. setiap orang menyikapi rasa sakit berbeda-beda, itulah sebabnya hati dan mulut kita harus selalu sabar dan pintar dalam berkomunikasi.
Hari-hari berikutnya saya mulai terbiasa untuk melakukan tindakan kepada pasien.banyak sekali tindakan yang harus di lakukan, saking banyaknya bahkan saya pernah tidak duduk selama 7 jam untuk merawat pasien.

Cape itu pasti, tapi ini adalah awal. ini adalah latihan untuk membiasakan diri dan menghadapi realita yang akan menjadi dunia kerja saya di masa depan.

Selain itu, ada cerita-cerita lucu, tragis, dan menyenangkan dari kebersamaan saya dan perawat senior di sini ~
Ketika perawat senior berteriak kencang, deeekkkkk maka teman-teman langsung kaget dan segera datang keruangan perawat senior, dan yang memalukannya adalah sambil berjalan bahkan kadang berlari teman saya menyahut dengan ucapan Iyaa kaakk, ~Tragis~ 
Ketika dokter datang visite pasien, maka perawat senior itu melakukan hampir persis seperti apa yang kami lakukan, dengan muka yang serius dan cenderung takut salah, jika salah langsung dimarahi dan dibentak dokter. ~Tragis lagi~
Terkadang bahkan saya dan teman-teman dimintai tolong oleh perawat senior untuk membelikan makanan keluar bahkan untuk hal-hal yang lainnya yang tidak ada hubungan dengan kegiatan praktek dan terkadang tidak penting. ~no coment soal itu~ 
Oh iya, kebetulan minggu ke dua praktek di sini bertepatan dengan bulan ramadhan dan berhubung hari pertama ramadhan adalah jadwal praktek saya sehingga saya tidak bisa mudik dan berkumpul dengan keluarga demi pasien huhuhu ini adalah ramadhan pertama saya tanpa orang tua.
kesabaran di uji, ketika sedang puasa harus merawat pasien dan cape dorsa dorsi (dorong sana dorong sini) :D adalah lelah yang harus lillah agar menjadi ibadah dan pahala puasanya berkah. Aamiin
Selain itu ada kebahagiaan yang di rasakan pada saat praktek yaitu, ketika pasien pulang dan mengucapkan terimakasih dengan senyuman tulusnya. Bahkan ada salah satu keluarga pasien, pada saat akan pulang beliau mengucapkan terimakasih dengan tangis bahagianya sambil memeluk saya, itu adalah kebahagiaan yang luar biasa yang tidak bisa di beli di manapun.
Terimakasih untuk para perawat senior yang selalu memberikan bimbingannya, terimakasih ilmunya sangat bermanfaat.

Dari praktek ini saya menjadi tahu betapa pentingnya arti kesehatan bagi setiap individu.


Alasan kenapa bidan cocok dijadikan istri



Kamu yang punya calon istri atau istri seorang bidan pasti ga bakaln nyesel deh. kamu pasti bakalan ngerasa bangga punya calon/istri bidan, kenapa? yuk simak ulasannya. (terdapat pengeditan besar-besaran pada artikel ini agar kalimatnya menjadi lebih bagus dan terarah. Jadi jangan kaget kalo beda sama aslinya)

Kalau kata dosen aku sih, kita masuk kebidanan (buat mahasiswi bidan) ga rugi-rugi banget kalau nantinya ga jadi bidan praktek atau peneliti atau peran bidan lainnya. Kenapa?? Karena dengan menjadi bidan, kita dididik dan dilatih untuk menjadi ibu yang baik selama kuliah 3 tahun.

1. Mahasiswi kebidanan dilatih untuk bisa mengatur waktu dengan baik
Tahu ga sih? Mahasiswi kebidanan itu sibuknya luaaaaar biasa. Sejak semester pertama aja udah sibuk, pas tingkat akhir apalagi. Banyak tuntutan mahasiswi bidan supaya ga terlalu sering jalan-jalan dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mencapai target. Tugas kuliah yang ga main-main membuat kita harus duduk depan laptop dan buku buat ngerjain tugas.
Apalagi kalau ada mahasiswi bidan yang ikutan BEM/BPM terus suka ikut kajian dan seminar. Tambah sibuk, kan? Jadi kita harus pinter bagi-bagi waktu. 

2. Jadwal dines waktu Praktik Kebidanan, jangan harap kita dapet libur di tanggal merah
Yang sedikit menyedihkan dari mahasiswi kebidanan adalah, semua tanggal di kalender warnanya sama ketika sudah masuk ke lapangan. Tanggal hitam jadi merah, tanggal merah jadi hitam. Kita dilatih untuk sabar dan selalu jaga kesehatan supaya ga tumbang pas lagi praktek. Libur yang cuma sekali setiap minggunya membuat kita mahasiswi bidan sudah memiliki kesabaran tingkat tinggi (mungkin, hehehehhe).

3. Mata kuliah yang menjurus ke masalah wanita dan keluarga.
Kita mahasiswi kebidanan selain belajar masalah gimana caranya ngelahirin bayi, tapi kita juga diajarkan gimana caranya mengurus bayi, belajar tentang tumbuh kembang bayi. Ga cuma itu, selama praktik, kita juga belajar gimana caranya mengatasi sakit pada bayi. Kita dituntut untuk bisa memandikan bayi, konseling tentang keluhan ibu dan bayi, kita harus jago ngegendong bayi pastinya.
Kita juga belajar komunikasi dan konseling, belajar untuk memahami keadaan pasien dan menjaga privasinya. Selain itu, kita belajar tentang masalah suami istri pastinya. Masalah seputar hubungan intim antara suami dan istri. Tapi kita hanya dituntut sebatas tahu karena kita kan harus memberi konseling. Kalau kita ga tahu gimana dong? Hal ini menjadikan bidan dewasa sebelum menikah.
Latihan ini membuat mahasiswi bidan menjadi “ibu-able” dan memiliki tingkat kepekaan yang lebih tinggi.
Karena bidan, menjadi mitra wanita disepanjang siklus kehidupannya

4. Saat dines malam, kita dilatih untuk peka terhadap suara dan siap jaga 24 jam.
Waktu dines malam adalah waktu untuk melatih diri untuk peka dan siap siaga 24 jam. Tahu kan kalau bayi baru lahir tengah malem harus disusui dan selalu kebangun? Kita mahasiswi kebidanan sudah biasa begadang dan mengurus bayi tengah malam. Kita siap langsung bangun kalau ada yang ketok pintu. 

5. Karena apa yang dipelajari bidan adalah ilmu untuk menjadi ibu yang baik, apalagi kalau ada mata kuliah Studi Islam atau yang berbau tentang keagamaan yang mengajarkan kita untuk menjadi istri yang baik, kamu ga bakalan salah pilih untuk menjadikan bidan sebagai istri (maafkan author promosi profesi sendiri)
————————————————————–
Artikel lama :

1. Ngurus bayi orang lain aja telaten, apalagi ngurus anaknya
seorang bidan itu wajib punya keterampilan ngurus bayi. mulai dari mandiin, kasih makan, ngerawat bayi waktu sakit, dan beberapa hal yang mendasar sampai yang ga umum. bidan juga wajib tau perkembangan anak. kebayang dong gimana cara dia ngedidik anak.

2. Bidan adalah seseorang yang ngerti tentang permasalahan ‘hubungan’ suami istri
ga perlu jauh-jauh dateng ke bidan kalo mau konsultasi tentang pernikahan dan hubungan suami istri, kalo calon kamu bidan, bisa langsung didiskusikan.

3. Bidan itu ibu rumah tangga yang baik
sebelum jadi bidan, seorang bidan dididik untuk jadi wanita mandiri dan bisa atur waktu secara baik. ngatur masalah rumah tangga bukan sesuatu hal yang aneh lagi buat ibu-ibu bidan ^^.

4. Bidan itu sahabat dan pendengar yang baik
seorang bidan dididik untuk lebih peka dan lebih jadi orang yang kepo. bidan juga udah biasa jadi tempat curhat para pasiennya. bidan dituntut untuk bisa menjadi pendengar yang baik sejak jadi mahasiswi.

5. Bidan itu identik sama ‘jiwa’ yang keibuan
rata-rata bidan pasti itu pasti memiliki sifat keibuan. bisa dilihat waktu mereka ngurus bayi-bayi yang baru aja lahir. bidan bisa jadi ibu yang baik untuk anak-anak kamu.

6. Ga cuma tahu tentang kesehatan ibu dan anak, tapi sedikitnya bidan tahu tentang kesehatan umum
punya istri bidan pasti pola makan kamu bakal kejaga dan juga jenis makanan yang kamu makan pasti bakal diatur juga. kalo kamu sakit, setidaknya mereka bisa merawat kamu dan tahu apa hal yang harus dilakukan sebagai pertolongan pertama.

7. Bidan itu calon menantu atau menantu yang baik untuk orang tuamu dan jadi istri yang baik sekaligus ibu yang baik buat anak-anakmu nanti
karena bidan dididik menjadi wanita luar biasa, mempelajari hal yang luar biasa dan menghasilkan diri yang luar biasa pula.

kalau kata dosen aku mah, “bidan itu pasti selalu laku” (emangnya barang?) hehehe…
tapi bagi kalian yang punya calon atau istri bidan, apalagi dia yang memilih sebagai bidan praktik, siap-siap aja bakal diganggu 24 jam. jadi ga usah aneh yaah.. hehehe.. karena mereka berjuang untuk membantu seorang ibu melahirkan.
sekian yah ulasannya.. semoga kamu kamu kamu yang ragu-ragu pilih bidan buat jadi istri kamu, sekarang ga usah ragu lagi!!

*artikel ini dibuat hanya untuk hiburan meskipun 99% benar adanya
selamat malam ^^

Kamis, 12 Mei 2016

I'm A Midwife . . . .

Bidan...!!! mungkin sebagai seorang bidan dalam pandangan masyarakat sangat baik dan berjiwa mulia...tapi tidak semua yang mayarakat ketahui tentang bidan itu benar...sebagai bidan banyak banget yang musti kami jalani,dari mulai suka nya kami jadi bidan sampai ke duka nya kami jadi bidan.

Kami disini dituntut untuk jadi seorang yang mandiri,seorang yang percaya akan kemampuan diri sendiri...dimulai dari pendidikan yang kami dapat di bangku kuliah..kemudian kami terapkan ke kehidupan sehari hari.
suka nya kami dimana saat kami membantu seorang ibu yang berjuang melahirkan buah hati nya..apalagi jika dalam pertolongan semuanya dapat berjalan dengan lancar...waaah alangkah senangnya kami serasa mendapatkan gunung yang sangat besar.

Belajar dari pengalaman bidan senior..kini kami punya gubrakan baru dalam kebidanan....sehingga bidan akan selalu ada dihati masyarakat dan terus menerus dapat menolong Masyarakat.
e di mata lelaki :) Ya, apabila kamu laki-laki yang sedang mencari pasangan hidup, dan telah membaca baik-baik enam alasan diatas, mungkin kamu akan mulai berpikir untuk m

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/riyyan45/ini-alasan-kenapa-kamu-harus-bangga-jadi-bidan_54f36997745513942b6c751a
Mungkin teman-teman sudah tau ya apa itu profesi bidan (atau malah kamu bidan?? hehe). Bahkan sebagian besar dari kamu mungkin lahir kedunia dengan sehat wal afiat berkat pertolongan seorang bidan. Dari obrolan dengan teman-teman Saya yang sekolah kebidanan, Saya jadi tahu ternyata banyak suka-dukanya sewaktu kuliah di kebidanan. Banyak juga yang jadi patah arah dan hilang semangat. Sampai-sampai muncul keinginan berhenti kuliah dan coba cari profesi lain. But wait, buat kamu-kamu yang sekarang sedang kuliah kebidanan dan merasa seperti itu, mungkin setelah membaca beberapa alasan ini kamu akan berubah pikiran. 1. Menjadi seorang bidan buat aura keibuan kamu lebih keluar Dengan profesimu ini, kamu bakal sering berinteraksi dengan para ibu, dan itu akan membuat kamu lebih peka terhadap kebutuhan seorang ibu. Berada di lingkungan seperti itu secara tidak langsung membuat naluri keibuan menjadi semakin keluar. Diam-diam, secara sadar atau tidak, kamu akan mempersiapkan dirimu sendiri untuk menghadapai kondisi semacam itu suatu hari nanti. Teori-teori yang kamu dapatkan selama kuliah kebidanan juga semakin memberimu pemahaman bagaimana menjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak. 2. Kamu menjadi sosok yang lebih dewasa dan bertanggung jawab Bidan mempunyai banyak tugas penting yang harus dikerjakan, seperti memberi nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan, ataupun memberikan asuhan kepada bayi yang baru lahir. Dengan tugas-tugas seperti itu, yang tentu memerlukan ketelatenan ekstra, akan membuat kamu menjadi sosok yang dewasa. Keselamatan dan kesehatan ibu maupun bayinya yang menjadi tanggung jawabmu memaksa sifat manja kamu lambat laun menghilang. Sedikit demi sedikit, kamu akan berubah dari seorang gadis kecil yang manja menjadi seorang perempuan dewasa yang bertanggung jawab. 3. Menjadi seorang bidan membuat kamu semakin menghargai pengorbanan seorang ibu Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru yang terbaik. Interaksi yang intensif dengan para ibu dan calon ibu membuat kamu sadar bahwa menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan pengorbanan yang sangat besar yang dilakukan seorang ibu supaya anaknya dapat lahir dan tumbuh dengan baik. Sebuah kasih sayang yang ikhlas. Naluri keibuan seperti itu akan sering kamu lihat, dan akan selalu sukses menyentuh perasaanmu. (Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia). 4. Rutinitas sebagai bidan akan membuat kamu menjadi lebih disiplin dan teratur Karena kamu bertugas layaknya seorang pengawas, kamu akan menjadi sosok yang teliti terhadap hal sekecil apapun. Mengingatkan seseorang untuk selalu menjaga pola aktivitasnya ataupun pola makanannya demi kesehatan kandungannya, juga berarti membiasakan diri kamu sendiri untuk hidup disiplin dan teratur. Keteraturan yang selalu kamu ingatkan (repetisi) kepada orang lain akan terekam di alam bawah sadarmu sendiri, sehingga kamu pun akan bertindak yang sama dengan seperti yang selal kamu sugestikan ke orang lain. 5. Profesi ini mendidik kamu menjadi seorang orang tua yang baik bagi anaknya Bidan tidak hanya bertanggung jawab kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan dan asuhan anak. Tentu seorang bidan tidak akan kesulitan dalam mengasuh anak. Hal itu sudah menjadi “makanan” mereka sehari-hari. Lingkungan keluarga adalah lingkungan paling awal dan paling mempengaruhi perkembangan karakter seorang anak. Seorang ibu yang memiliki bekal cukup tentang pendidikan anak akan membantu perkembangan seorang anak menjadi lebih positif. Seorang ibu yang berprofesi sebagai bidan akan memiliki kepekaan yang lebih terhadap perkambangan anaknya. 6. Kamu akan terlihat sebagai sosok yang pintar Sebagai salah satu orang yang sering memberikan saran kepada orang lain, kamu akan terlihat sebagai sosok yang pintar. Kamu mungkin akan sering dimintai saran oleh temanmu yang sedang menjalani kehamilan ataupun hal-hal lain berkaitan dengan hubungan berumah tangga. Apa yang kamu pelajari saat ini (sebagai seorang bidan) sebenarnya adalah hal yang sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitarmu dan sangat berkaitan dengan keseharian mereka, terutama bagi yang telah berkeluarga. Kamu akan menjadi teman curhat yang baik bagi teman-temanmu. 7. Daan.. karena alasan-alasan itulah kamu bakal jadi sosok yang istriable di mata lelaki :) Ya, apabila kamu laki-laki yang sedang mencari pasangan hidup, dan telah membaca baik-baik enam alasan diatas, mungkin kamu akan mulai berpikir untuk mendekati seorang bidan. Hehe. Kriteria-kriteria seorang istri idaman beberapa ada di diri seorang bidan. Bagaimana, semakin bangga menjadi bidan?? :D

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/riyyan45/ini-alasan-kenapa-kamu-harus-bangga-jadi-bidan_54f36997745513942b6c751a
Mungkin teman-teman sudah tau ya apa itu profesi bidan (atau malah kamu bidan?? hehe). Bahkan sebagian besar dari kamu mungkin lahir kedunia dengan sehat wal afiat berkat pertolongan seorang bidan. Dari obrolan dengan teman-teman Saya yang sekolah kebidanan, Saya jadi tahu ternyata banyak suka-dukanya sewaktu kuliah di kebidanan. Banyak juga yang jadi patah arah dan hilang semangat. Sampai-sampai muncul keinginan berhenti kuliah dan coba cari profesi lain. But wait, buat kamu-kamu yang sekarang sedang kuliah kebidanan dan merasa seperti itu, mungkin setelah membaca beberapa alasan ini kamu akan berubah pikiran. 1. Menjadi seorang bidan buat aura keibuan kamu lebih keluar Dengan profesimu ini, kamu bakal sering berinteraksi dengan para ibu, dan itu akan membuat kamu lebih peka terhadap kebutuhan seorang ibu. Berada di lingkungan seperti itu secara tidak langsung membuat naluri keibuan menjadi semakin keluar. Diam-diam, secara sadar atau tidak, kamu akan mempersiapkan dirimu sendiri untuk menghadapai kondisi semacam itu suatu hari nanti. Teori-teori yang kamu dapatkan selama kuliah kebidanan juga semakin memberimu pemahaman bagaimana menjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak. 2. Kamu menjadi sosok yang lebih dewasa dan bertanggung jawab Bidan mempunyai banyak tugas penting yang harus dikerjakan, seperti memberi nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan, ataupun memberikan asuhan kepada bayi yang baru lahir. Dengan tugas-tugas seperti itu, yang tentu memerlukan ketelatenan ekstra, akan membuat kamu menjadi sosok yang dewasa. Keselamatan dan kesehatan ibu maupun bayinya yang menjadi tanggung jawabmu memaksa sifat manja kamu lambat laun menghilang. Sedikit demi sedikit, kamu akan berubah dari seorang gadis kecil yang manja menjadi seorang perempuan dewasa yang bertanggung jawab. 3. Menjadi seorang bidan membuat kamu semakin menghargai pengorbanan seorang ibu Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru yang terbaik. Interaksi yang intensif dengan para ibu dan calon ibu membuat kamu sadar bahwa menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan pengorbanan yang sangat besar yang dilakukan seorang ibu supaya anaknya dapat lahir dan tumbuh dengan baik. Sebuah kasih sayang yang ikhlas. Naluri keibuan seperti itu akan sering kamu lihat, dan akan selalu sukses menyentuh perasaanmu. (Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia). 4. Rutinitas sebagai bidan akan membuat kamu menjadi lebih disiplin dan teratur Karena kamu bertugas layaknya seorang pengawas, kamu akan menjadi sosok yang teliti terhadap hal sekecil apapun. Mengingatkan seseorang untuk selalu menjaga pola aktivitasnya ataupun pola makanannya demi kesehatan kandungannya, juga berarti membiasakan diri kamu sendiri untuk hidup disiplin dan teratur. Keteraturan yang selalu kamu ingatkan (repetisi) kepada orang lain akan terekam di alam bawah sadarmu sendiri, sehingga kamu pun akan bertindak yang sama dengan seperti yang selal kamu sugestikan ke orang lain. 5. Profesi ini mendidik kamu menjadi seorang orang tua yang baik bagi anaknya Bidan tidak hanya bertanggung jawab kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan dan asuhan anak. Tentu seorang bidan tidak akan kesulitan dalam mengasuh anak. Hal itu sudah menjadi “makanan” mereka sehari-hari. Lingkungan keluarga adalah lingkungan paling awal dan paling mempengaruhi perkembangan karakter seorang anak. Seorang ibu yang memiliki bekal cukup tentang pendidikan anak akan membantu perkembangan seorang anak menjadi lebih positif. Seorang ibu yang berprofesi sebagai bidan akan memiliki kepekaan yang lebih terhadap perkambangan anaknya. 6. Kamu akan terlihat sebagai sosok yang pintar Sebagai salah satu orang yang sering memberikan saran kepada orang lain, kamu akan terlihat sebagai sosok yang pintar. Kamu mungkin akan sering dimintai saran oleh temanmu yang sedang menjalani kehamilan ataupun hal-hal lain berkaitan dengan hubungan berumah tangga. Apa yang kamu pelajari saat ini (sebagai seorang bidan) sebenarnya adalah hal yang sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitarmu dan sangat berkaitan dengan keseharian mereka, terutama bagi yang telah berkeluarga. Kamu akan menjadi teman curhat yang baik bagi teman-temanmu. 7. Daan.. karena alasan-alasan itulah kamu bakal jadi sosok yang istriable di mata lelaki :) Ya, apabila kamu laki-laki yang sedang mencari pasangan hidup, dan telah membaca baik-baik enam alasan diatas, mungkin kamu akan mulai berpikir untuk mendekati seorang bidan. Hehe. Kriteria-kriteria seorang istri idaman beberapa ada di diri seorang bidan. Bagaimana, semakin bangga menjadi bidan?? :D

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/riyyan45/ini-alasan-kenapa-kamu-harus-bangga-jadi-bidan_54f36997745513942b6c751a
Mungkin teman-teman sudah tau ya apa itu profesi bidan (atau malah kamu bidan?? hehe). Bahkan sebagian besar dari kamu mungkin lahir kedunia dengan sehat wal afiat berkat pertolongan seorang bidan. Dari obrolan dengan teman-teman Saya yang sekolah kebidanan, Saya jadi tahu ternyata banyak suka-dukanya sewaktu kuliah di kebidanan. Banyak juga yang jadi patah arah dan hilang semangat. Sampai-sampai muncul keinginan berhenti kuliah dan coba cari profesi lain. But wait, buat kamu-kamu yang sekarang sedang kuliah kebidanan dan merasa seperti itu, mungkin setelah membaca beberapa alasan ini kamu akan berubah pikiran. 1. Menjadi seorang bidan buat aura keibuan kamu lebih keluar Dengan profesimu ini, kamu bakal sering berinteraksi dengan para ibu, dan itu akan membuat kamu lebih peka terhadap kebutuhan seorang ibu. Berada di lingkungan seperti itu secara tidak langsung membuat naluri keibuan menjadi semakin keluar. Diam-diam, secara sadar atau tidak, kamu akan mempersiapkan dirimu sendiri untuk menghadapai kondisi semacam itu suatu hari nanti. Teori-teori yang kamu dapatkan selama kuliah kebidanan juga semakin memberimu pemahaman bagaimana menjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak. 2. Kamu menjadi sosok yang lebih dewasa dan bertanggung jawab Bidan mempunyai banyak tugas penting yang harus dikerjakan, seperti memberi nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan, ataupun memberikan asuhan kepada bayi yang baru lahir. Dengan tugas-tugas seperti itu, yang tentu memerlukan ketelatenan ekstra, akan membuat kamu menjadi sosok yang dewasa. Keselamatan dan kesehatan ibu maupun bayinya yang menjadi tanggung jawabmu memaksa sifat manja kamu lambat laun menghilang. Sedikit demi sedikit, kamu akan berubah dari seorang gadis kecil yang manja menjadi seorang perempuan dewasa yang bertanggung jawab. 3. Menjadi seorang bidan membuat kamu semakin menghargai pengorbanan seorang ibu Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru yang terbaik. Interaksi yang intensif dengan para ibu dan calon ibu membuat kamu sadar bahwa menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan pengorbanan yang sangat besar yang dilakukan seorang ibu supaya anaknya dapat lahir dan tumbuh dengan baik. Sebuah kasih sayang yang ikhlas. Naluri keibuan seperti itu akan sering kamu lihat, dan akan selalu sukses menyentuh perasaanmu. (Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia). 4. Rutinitas sebagai bidan akan membuat kamu menjadi lebih disiplin dan teratur Karena kamu bertugas layaknya seorang pengawas, kamu akan menjadi sosok yang teliti terhadap hal sekecil apapun. Mengingatkan seseorang untuk selalu menjaga pola aktivitasnya ataupun pola makanannya demi kesehatan kandungannya, juga berarti membiasakan diri kamu sendiri untuk hidup disiplin dan teratur. Keteraturan yang selalu kamu ingatkan (repetisi) kepada orang lain akan terekam di alam bawah sadarmu sendiri, sehingga kamu pun akan bertindak yang sama dengan seperti yang selal kamu sugestikan ke orang lain. 5. Profesi ini mendidik kamu menjadi seorang orang tua yang baik bagi anaknya Bidan tidak hanya bertanggung jawab kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan dan asuhan anak. Tentu seorang bidan tidak akan kesulitan dalam mengasuh anak. Hal itu sudah menjadi “makanan” mereka sehari-hari. Lingkungan keluarga adalah lingkungan paling awal dan paling mempengaruhi perkembangan karakter seorang anak. Seorang ibu yang memiliki bekal cukup tentang pendidikan anak akan membantu perkembangan seorang anak menjadi lebih positif. Seorang ibu yang berprofesi sebagai bidan akan memiliki kepekaan yang lebih terhadap perkambangan anaknya. 6. Kamu akan terlihat sebagai sosok yang pintar Sebagai salah satu orang yang sering memberikan saran kepada orang lain, kamu akan terlihat sebagai sosok yang pintar. Kamu mungkin akan sering dimintai saran oleh temanmu yang sedang menjalani kehamilan ataupun hal-hal lain berkaitan dengan hubungan berumah tangga. Apa yang kamu pelajari saat ini (sebagai seorang bidan) sebenarnya adalah hal yang sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitarmu dan sangat berkaitan dengan keseharian mereka, terutama bagi yang telah berkeluarga. Kamu akan menjadi teman curhat yang baik bagi teman-temanmu. 7. Daan.. karena alasan-alasan itulah kamu bakal jadi sosok yang istriable di mata lelaki :) Ya, apabila kamu laki-laki yang sedang mencari pasangan hidup, dan telah membaca baik-baik enam alasan diatas, mungkin kamu akan mulai berpikir untuk mendekati seorang bidan. Hehe. Kriteria-kriteria seorang istri idaman beberapa ada di diri seorang bidan. Bagaimana, semakin bangga menjadi bidan?? :D

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/riyyan45/ini-alasan-kenapa-kamu-harus-bangga-jadi-bidan_54f36997745513942b6c751a