Rabu, 15 Juni 2016

Pengalaman Pertama Praktek Klinik di Rumah Sakit



Hari ini saya akan menuliskan pengalaman saya selama menjalani praktek klinik di RSUD, saya tidak akan menyebutkan nama rumah sakit tersebut.
Saya pertama kali menjalani praktek klinik disemester dua, waktu itu kelas saya (1B). Hari pertama diberi bekal dulu oleh dosen dan pembimbing lapangan, setelah itu langsung menuju ruangan untuk orientasi. Kami dibawa kesetiap ruangan tempat kami praktek. Terus terang waktu itu saya sama sekali tidak tahu apa-apa tentang ruangan-ruangan itu sebelumnya, karena sebelum kuliah di kebidanan saya tidak pernah ingin tahu tentang Rumah Sakit.
Saya cukup khawatir dan terus terang saya grogi, tetapi kekhawatiran dan rasa grogi saya dengan sekejap hilang setelah saya melihat kondisi ruangan-ruangan itu yang sebenarnya.
Meskipun sebenarnya saya kuliah kebidanan, tapi praktek klinik kali ini merupakan praktek klinik KDM (kebutuhan dasar manusia)  sehingga belum di tempatkan di ruang kebidanan tetapi di ruang perawatan umum dan tindakan yang di lakukan sama halnya dengan perawat.

Kebetulan saya di tempatkan di ruang perawatan saraf dan THT, di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa ruang perawatan mulai dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 hingga ruang isolasi (untuk penyakit kulit dan penyakit-penyakit yang menular), ada ruang dokter, ruang perawat dan juga tempat untuk menyiapkan obat.

Hari pertama saya cukup kebingungan harus bagaimana dan melakukan tindakan apa karena ini adalah pengalaman pertama dan sebelumnya tidak pernah kontak langsung dengan pasien. Tapi alhamdulillah, kakak perawat di ruang ini sangat baik dan selalu memberikan bimbingan. Setiap di ajak untuk melakukan tindakan saya selalu antusias, alat perlengkapan diri pun tidak pernah lupa selalu saya pakai. Kesalahan yang di lakukan pun pernah terjadi, sampai di tertawakan oleh perawat senior, mungkin memang hanya sebatas candaan tapi itu saya jadikan cambuk untuk terus belajar dan belajar sehingga tidak lagi di remehkan oleh orang lain.
Ini adalah pengalaman berharga, banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Disini saya belajar banyak hal, mata harus terbiasa untuk melihat hal-hal yang menyeramkan, menjijikan, seperti luka, darah, dan bahkan feses. Hidung harus terbiasa mencium segala jenis bau, telinga harus terbiasa mendengar rintihan orang kesakitan dan tangan pun harus terampil juga harus terbiasa menyentuh apapun yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. setiap orang menyikapi rasa sakit berbeda-beda, itulah sebabnya hati dan mulut kita harus selalu sabar dan pintar dalam berkomunikasi.
Hari-hari berikutnya saya mulai terbiasa untuk melakukan tindakan kepada pasien.banyak sekali tindakan yang harus di lakukan, saking banyaknya bahkan saya pernah tidak duduk selama 7 jam untuk merawat pasien.

Cape itu pasti, tapi ini adalah awal. ini adalah latihan untuk membiasakan diri dan menghadapi realita yang akan menjadi dunia kerja saya di masa depan.

Selain itu, ada cerita-cerita lucu, tragis, dan menyenangkan dari kebersamaan saya dan perawat senior di sini ~
Ketika perawat senior berteriak kencang, deeekkkkk maka teman-teman langsung kaget dan segera datang keruangan perawat senior, dan yang memalukannya adalah sambil berjalan bahkan kadang berlari teman saya menyahut dengan ucapan Iyaa kaakk, ~Tragis~ 
Ketika dokter datang visite pasien, maka perawat senior itu melakukan hampir persis seperti apa yang kami lakukan, dengan muka yang serius dan cenderung takut salah, jika salah langsung dimarahi dan dibentak dokter. ~Tragis lagi~
Terkadang bahkan saya dan teman-teman dimintai tolong oleh perawat senior untuk membelikan makanan keluar bahkan untuk hal-hal yang lainnya yang tidak ada hubungan dengan kegiatan praktek dan terkadang tidak penting. ~no coment soal itu~ 
Oh iya, kebetulan minggu ke dua praktek di sini bertepatan dengan bulan ramadhan dan berhubung hari pertama ramadhan adalah jadwal praktek saya sehingga saya tidak bisa mudik dan berkumpul dengan keluarga demi pasien huhuhu ini adalah ramadhan pertama saya tanpa orang tua.
kesabaran di uji, ketika sedang puasa harus merawat pasien dan cape dorsa dorsi (dorong sana dorong sini) :D adalah lelah yang harus lillah agar menjadi ibadah dan pahala puasanya berkah. Aamiin
Selain itu ada kebahagiaan yang di rasakan pada saat praktek yaitu, ketika pasien pulang dan mengucapkan terimakasih dengan senyuman tulusnya. Bahkan ada salah satu keluarga pasien, pada saat akan pulang beliau mengucapkan terimakasih dengan tangis bahagianya sambil memeluk saya, itu adalah kebahagiaan yang luar biasa yang tidak bisa di beli di manapun.
Terimakasih untuk para perawat senior yang selalu memberikan bimbingannya, terimakasih ilmunya sangat bermanfaat.

Dari praktek ini saya menjadi tahu betapa pentingnya arti kesehatan bagi setiap individu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar